Kampung Tua

Suatu hari, Ranting tertidur di kosannya. Sebuah kamar satu petak yang kumuh, berdesakan dengan lemari yang hampir reot, dengan tumpukan buku di mana-mana, juga baju yang tercecer di mana-mana. Ia menikmati tidurnya. Rasa kantuk yang berat membuatnya tak menyadari sambutan pagi. Bahkan ia melewati kuliah pagi jam 08.00 WIB.

Lukisan Orang Tua
Sumber: http://galery-lukisan.blogspot.com/2011/07/lukisan-orang-tua.html

Dalam tidurnya, ia terpukau dengan sebuah kampung. Di sana ia tersesat. Tapi ia tak tergoda untuk mengeluhkan ketersesatannya. Juga tak peduli seberapa jauh ketersesatannya. Rasa penasaran pada kampung dalam mimpi ini melebihi apapun. Lanjutkan membaca “Kampung Tua”

Rapat Besar Perkumpulan Calon D.O.

Aliansi Kartun
Gambar: Aliansi Kartun

“Tuan-tuan”, seorang senior berdiri tepat di sisi papan tulis di sebuah ruang kelas. Di ruang itu, beberapa orang juga berkumpul. Mereka dihubungkan oleh satu ikatan batin yang begitu kuat, menggugah: ikatan kolektif para calon D.O.

Hari itu sore. Sudah tak ada aktifitas kuliah. Bangunan besar kampus yang megah menyisakan kekosongan di beberapa ruangnya. Para mahasiswa yang terutama kupu-kupu – istilah yang akrab untuk menyebut mereka tak suka berlama-lama di kampus dan segera pulang ke kosan – sudah pulang.

“Nasib kita berada di ujung tanduk, kawan-kawan”, sang senior memilih kalimat yang terdengar dramatis.

Dia memang pandai memainkan suasana lewat penekanan ucapan. Kata demi kata dipilihnya dengan baik dengan harapan menimbulkan tekanan makna bagi para pendengarnya. Sebagai seorang yang jago retorika, terbiasa berorasi di jalanan, sang senior tahu bahwa kata-kata saja tidaklah cukup. Dia harus pandai mengatur ekspresi wajahnya, gestur tubuhnya, sehingga seirama antara bahasa dan tubuhnya. Seluruh bagian ini telah ia praktikkan berulang-ulang di depan cermin di kosannya. Begitulah dia sebelum unjuk diri di depan orang-orang. Lanjutkan membaca “Rapat Besar Perkumpulan Calon D.O.”